Harmoni Tempo

Bismillah…

Tulisan kali ini dilatarbelakangi renungan pagi di atas motor saat berjalan menuju kantor. Diriku yang biasanya melaju dengan cukup kencang tetapi kali ini memelankan kecepatan, tak biasanya.

Mata ini menyusuri jalan dan orang yang berlalu lalang di depan dengan kendaraannya masing-masing. Kepadatan kendaraan yang di luar kebiasaan harian memaksaku untuk berjalan pelan.

Setelah bisa keluar dari kerumunan kendaraan aku tetap melaju pelan dan tak menambah kecepatan yang berarti. Aku termenung menikmati detik di setiap inci jalan yang aku lalui. Setiap orang sedang saling berlaju pada pacuan waktunya masing-masing. Setiap orang ada kepentingannya masing-masing, pun ada yang sedang berjibaku dengan mimpi dan harapnya.

Mulutku diam tapi pikiranku berisik. Berisik merenungi kehidupan ini. Ada kalanya aku harus menancap gas, ada saatnya aku harus memelankan ritme di kehidupan. Ternyata berjalan pelan bukanlah hal buruk untuk dijalani. Ternyata berjalan pelan itu mengasyikkan. Seperti tempo yang ada di dalam sebuah syair, ada saatnya temponya cepat ada saatnya tempo melambat. Perbedaan tempo yang menciptakan keselaran dalam syairnya. Keselarasan itu bernama Harmoni..

Harmoni Tempo.

Gapapa kok berjalan pelan, simpan tenaga agar tidak terlalu lelah.

Gapapa kok berjalan pelan, karna ada masanya pasti selesai.

Gapapa pelan, insyaAllah suatu saat tercapai.

Gapapa pelan, asal ber-progress

Setiap orang, setiap waktu akan ada masanya sendiri. Tidak perlu terburu-buru karna jika sudah rezekinya pasti tidak akan tertukar dan tertakar oleh Sang Maha Sebaik-baik Perencana.

اتق الله، واصبر ولا تستعجل 

Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu – buru“. (Al Bukhori dalam Adabul Mufrad)

Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi diriku yang masih penuh akan khilaf.

Tinggalkan komentar